Rabu, 20 Maret 2013

SHALATLAH SEBELUM DISHALATI!

  
Shalatlah sebelum dishalati! Perintah ini merupakan perintah pertolongan bagi para ahlinya.  Mengapa shalat menjadi perintah? Apa keuntungan atau balasan yang diperoleh para ahli shalat? Mengapa dalam azan didahulukan panggilan “marilah kita shalat”  dari pada marilah kita menggapai kemenangan? Mengapa orang meninggal Shalat merupakan perintah mutlak yang langsung dari Allah SWT. 

A.    Perintah Mendirikan Shalat dan hikmahnya dijelaskan Allah SWT dalam beberapa Firman-Nya berikut ini:
1. QS. Ali Imran (3) : 43 yang artinya:
“Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'[194].”
[194]. Shalatlah dengan berjama'ah.
2. QS. Al Israa’ (17) : 78 yang artinya:
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh[865]. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
[865]. Ayat ini menerangkan waktu-waktu shalat yang lima. Tergelincir matahari untuk waktu shalat Zhuhur dan Ashar, gelap malam untuk waktu Magrib dan Isya.

3.  QS. Al 'Ankabuut (29) : 45 yang artinya:
45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
4. QS. Al an-Nisaa (4) : 103 yang artinya:
            Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
5. QS. Al Baqarah (2) : 43, 83, 110 yang artinya:
            43. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'[44].”
[44]. Yang dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: Tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
83. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
110. Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan

7. QS. Yunus (10) : 87 yang artinya:
“Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman."
 8. QS. Thaahaa (20) : 14 yang artinya:
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
7. QS. Ar ruum (30) : 31 yang artinya:
            dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah”
 10. QS. Lukman  (31) : 17 yang artinya:
            Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
11. QS. Al Ahzab  (33) : 33 yang artinya:
            dan hendaklah kamu tetap di rumahmu[1215] dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu[1216] dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait[1217] dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
[1215]. Maksudnya: Isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. Perintah ini juga meliputi segenap mukminat.
[1216]. Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum Nabi Muhammad s.a.w. Dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.
[1217]. Ahlul bait di sini, yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah s.a.w.
12. QS. Al Mujadiilah (58) : 13 yang artinya:
            Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
13. QS. Al Alkautsar (108) : 2 yang artinya:
            “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].
            [1605]. Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan qurban dan mensyukuri nikmat Allah.

B.    Kebijaksanaan Allah dalam mendirikan shalat diberbagai keadaan dijelaskan dalam beberapa firman-Nya berikut ini:
1. QS. Al-Baqarah(2) : 239 yang artinya:
Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
2. QS. Al Alkautsar An Nisaa (4) : 102 yang artinya:
            Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat)[344], maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu[345]], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu[346].”
            [344]. Menurut jumhur mufassirin bila telah selesai serakaat, maka diselesaikan satu rakaat lagi sendiri, dan Nabi duduk menunggu golongan yang kedua.

[345]. Yaitu rakaat yang pertama, sedang rakaat yang kedua mereka selesaikan sendiri pula dan mereka mengakhiri sembahyang mereka bersama-sama Nabi.
[346]. Cara sembahyang khauf seperti tersebut pada ayat 102 ini dilakukan dalam keadaan yang masih mungkin mengerjakannya, bila keadaan tidak memungkinkan untuk mengerjakannya, maka sembahyang itu dikerjakan sedapat-dapatnya, walaupun dengan mengucapkan tasbih saja.
3. QS. Al Dhuhaa (93) : 1-4 yang artinya:
1.  Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
2. dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu[1581].
[1581]. Maksudnya: ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w. terhenti untuk sementara waktu, orang-orang musyrik berkata: "Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya." Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
Asbabun Nuzul ayat di atas: Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasululloh merasa kurang enak badan sehingga tidak shalat malam 1 atau 2 malam. Datanglah seorang wanita yang berkata kepadanya: "Hai Muhammad aku melihat syaithanmu (yang dimaksud syaitan oleh wanita itu ialah Jibril), telah meninggalkan engkau." Maka Allah menurunkan ayat ini (S.93:1-3) yang menegaskan bahwa Allah tidak membiarkan Muhammad dan tidak membencinya.
(Diriwayatkan oleh as-Saykhani dan lainnya yang bersumber dari Jundub.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Jibril untuk beberapa lama
tidak datang pada Nabi SAW. Berkatalah kaum musyrikin: "Muhammad telah ditinggalkan." Maka turunlah ayat ini (S.93:1-3) yang membantah ucapan-ucapan mereka.
(Diriwatkan oleh Sa'id bin Mansyur dan Al-Faryabi yang bersumber dari Jundub.)
4. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)[1582].
[1582]. Maksudnya ialah bahwa akhir perjuangan Nabi Muhammad s.a.w. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagian ahli tafsir yang mengartikan akhirat dengan kehidupan akhirat beserta segala kesenangannya dan ula dengan arti kehidupan dunia.
4. QS. Al Maa’idah (5) : 6 yang artinya:
            “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
[403]. Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.
[404]. Artinya: menyentuh. Menurut jumhur ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin ialah: menyetubuhi.

5. QS. Ibrahim (14) : 31 yang artinya:
“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan[790].
[790]. Maksudnya: pada hari kiamat itu tidak ada penebusan dosa dan pertolongan sahabat, lihat juga surat Al Baqarah ayat 254.
Al Baqarah (2) : 254. Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at[160]. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.

48. Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at[46] dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.
[160]. = [46]. Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
6. QS. Al 'Alaq (96) : 17- yang artinya:
17. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
18. kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah[1592]
[1592]. Malaikat Zabaniyah ialah malaikat yang menyiksa orang-orang yang berdosa di dalam neraka.
 19. sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan   dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
Asbabun Nuzul Ayat di atas: Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika Nabi saw. sedang shalat, datanglah Abu Jahal berkata: "Bukankah aku telah melarang engkau berbuat begini (shalat)?" Ia pun dibentak oleh Nabi saw. Abu Jahal berkata: "Bukankah engkau tahu bahwa di sini tidak ada yang lebih banyak pengikutnya daripadaku?" Maka Allah menurunkan ayat ini (S.96:17-19) sebagai ancaman kepada orang-orang yang menghalang-halangi melakukan ibadat dan karena merasa banyak pengikutnya.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan yang lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas. Menurut at-Tirmidzi, hadits ini hasan shahih.)
Setelah kita membaca dan memahami uraian di atas, maka insya Allah kita akan menikmati kebahagian hidup dalam beraktifitas sebagai AHLI IBADAH di bumi Allah. Jalur perjalanan kita dalam beraktivitas  sehingga terus merasa bahagia adalah Rumah – Masjid – Tempat Aktivitas Ibadah– Masjid – Rumah.
Kunci untuk menikmati rahmat Allah adalah shalat, karena shalat telah dijadikan Allah SWT sebagai penolong orang-orang yang beriman (QS. Al-Baqarah (2) : 153). Marilah kita memegang prinsip untuk saling menasihati “Shalatlah Sebelum Dishalati”
Semoga tulisan ini bermanfaat buat saudara(i)ku kapan dan di manapun berada. Dan jika ada yang kurang jelas, maka mari kita diskusikan lewat catatan komentar di bawah ini atau melalui HP no. 085250287078. Selamat berjuang, semoga Allah SWT menjadikan kita semua tergolong orang-orang yang beruntung dalam beraktivitas beribadah di Bumi Allah ini, sehingga mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar