Shalatlah sebelum dishalati!
Perintah ini merupakan perintah pertolongan bagi para ahlinya. Mengapa shalat menjadi perintah? Apa
keuntungan atau balasan yang diperoleh para ahli shalat? Mengapa dalam azan
didahulukan panggilan “marilah kita shalat”
dari pada marilah kita menggapai kemenangan? Mengapa orang meninggal Shalat
merupakan perintah mutlak yang langsung dari Allah SWT.
A. Perintah Mendirikan Shalat dan hikmahnya dijelaskan Allah SWT dalam
beberapa Firman-Nya berikut ini:
1.
QS. Ali Imran (3) : 43 yang artinya:
“Hai
Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang
ruku'[194].”
[194].
Shalatlah dengan
berjama'ah.
2. QS. Al Israa’ (17) : 78 yang
artinya:
“Dirikanlah
shalat
dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh[865].
Sesungguhnya shalat subuh
itu disaksikan (oleh malaikat).
[865]. Ayat ini menerangkan waktu-waktu shalat yang lima. Tergelincir
matahari untuk waktu shalat
Zhuhur dan Ashar, gelap malam untuk waktu Magrib dan Isya.
3. QS. Al 'Ankabuut (29) : 45 yang artinya:
45.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
4. QS. Al an-Nisaa (4) : 103 yang
artinya:
“ Maka apabila kamu telah menyelesaikan
shalat(mu), ingatlah Allah
di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu
telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman”.
5. QS. Al Baqarah (2) : 43, 83, 110 yang
artinya:
43. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku'[44].”
[44]. Yang dimaksud
ialah: shalat berjama'ah
dan dapat pula diartikan: Tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama
orang-orang yang tunduk.
83.
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata
yang baik kepada manusia, dirikanlah
shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,
kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
110.
Dan dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu
kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat
apa-apa yang kamu kerjakan
7. QS. Yunus (10) : 87 yang
artinya:
“Dan
Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa
buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu
rumah-rumahmu itu tempat shalat
dan dirikanlah olehmu
sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman."
8. QS. Thaahaa (20) : 14 yang
artinya:
“Sesungguhnya
Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku
dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku.”
7. QS. Ar ruum (30) : 31 yang
artinya:
“dengan kembali
bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah”
10. QS. Lukman (31)
: 17 yang artinya:
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diwajibkan (oleh Allah).”
11. QS. Al Ahzab (33) : 33 yang artinya:
“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu[1215]
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah
yang dahulu[1216] dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan
Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,
hai ahlul bait[1217] dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
[1215]. Maksudnya: Isteri-isteri Rasul
agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh
syara'. Perintah ini juga meliputi segenap mukminat.
[1216]. Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum Nabi Muhammad s.a.w. Dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.
[1217]. Ahlul bait di sini, yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah s.a.w.
[1216]. Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum Nabi Muhammad s.a.w. Dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.
[1217]. Ahlul bait di sini, yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah s.a.w.
12.
QS. Al Mujadiilah
(58) : 13 yang artinya:
“Apakah kamu takut akan (menjadi
miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan
Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat
kepadamu maka dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
13.
QS. Al Alkautsar
(108) : 2 yang artinya:
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].
[1605].
Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan qurban dan
mensyukuri nikmat Allah.
B. Kebijaksanaan Allah dalam mendirikan shalat diberbagai keadaan dijelaskan
dalam beberapa firman-Nya berikut ini:
1. QS. Al-Baqarah(2) : 239 yang artinya:
“Jika kamu dalam keadaan takut
(bahaya), maka shalatlah
sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka
sebutlah Allah (shalatlah),
sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
2. QS. Al Alkautsar An Nisaa (4) : 102 yang
artinya:
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah
mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (shalat)
besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah
menyempurnakan serakaat)[344], maka hendaklah mereka pindah
dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang
kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu[345]],
dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir
ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka
menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak
ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu
kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang
kafir itu[346].”
[344]. Menurut
jumhur mufassirin bila telah selesai serakaat, maka diselesaikan satu rakaat
lagi sendiri, dan Nabi duduk menunggu golongan yang kedua.
[345]. Yaitu rakaat yang pertama, sedang rakaat yang kedua mereka selesaikan sendiri pula dan mereka mengakhiri sembahyang mereka bersama-sama Nabi.
[346]. Cara sembahyang khauf seperti tersebut pada ayat 102 ini dilakukan dalam keadaan yang masih mungkin mengerjakannya, bila keadaan tidak memungkinkan untuk mengerjakannya, maka sembahyang itu dikerjakan sedapat-dapatnya, walaupun dengan mengucapkan tasbih saja.
[345]. Yaitu rakaat yang pertama, sedang rakaat yang kedua mereka selesaikan sendiri pula dan mereka mengakhiri sembahyang mereka bersama-sama Nabi.
[346]. Cara sembahyang khauf seperti tersebut pada ayat 102 ini dilakukan dalam keadaan yang masih mungkin mengerjakannya, bila keadaan tidak memungkinkan untuk mengerjakannya, maka sembahyang itu dikerjakan sedapat-dapatnya, walaupun dengan mengucapkan tasbih saja.
3. QS. Al Dhuhaa (93) : 1-4 yang
artinya:
1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
2.
dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
3.
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu[1581].
[1581]. Maksudnya: ketika turunnya wahyu
kepada Nabi Muhammad s.a.w. terhenti untuk sementara waktu, orang-orang musyrik
berkata: "Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci
kepadanya." Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang
musyrik itu.
Asbabun Nuzul ayat di atas: Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasululloh merasa kurang
enak badan sehingga tidak
shalat malam 1 atau 2 malam.
Datanglah seorang wanita yang berkata kepadanya: "Hai Muhammad aku melihat
syaithanmu (yang dimaksud syaitan oleh wanita itu ialah Jibril), telah
meninggalkan engkau." Maka Allah menurunkan ayat ini (S.93:1-3) yang
menegaskan bahwa Allah tidak
membiarkan Muhammad dan tidak
membencinya.
(Diriwayatkan oleh as-Saykhani dan lainnya yang bersumber dari Jundub.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Jibril untuk beberapa lama tidak datang pada Nabi SAW. Berkatalah kaum musyrikin: "Muhammad telah ditinggalkan." Maka turunlah ayat ini (S.93:1-3) yang membantah ucapan-ucapan mereka.
(Diriwatkan oleh Sa'id bin Mansyur dan Al-Faryabi yang bersumber dari Jundub.)
(Diriwayatkan oleh as-Saykhani dan lainnya yang bersumber dari Jundub.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Jibril untuk beberapa lama tidak datang pada Nabi SAW. Berkatalah kaum musyrikin: "Muhammad telah ditinggalkan." Maka turunlah ayat ini (S.93:1-3) yang membantah ucapan-ucapan mereka.
(Diriwatkan oleh Sa'id bin Mansyur dan Al-Faryabi yang bersumber dari Jundub.)
4.
Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)[1582].
[1582]. Maksudnya ialah bahwa akhir
perjuangan Nabi Muhammad s.a.w. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan,
sedang permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagian ahli
tafsir yang mengartikan akhirat dengan kehidupan akhirat beserta
segala kesenangannya dan ula dengan arti kehidupan dunia.
4. QS. Al Maa’idah (5) : 6 yang
artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit[403]
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404]
perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
[403]. Maksudnya:
sakit yang tidak boleh kena
air.
[404]. Artinya: menyentuh. Menurut jumhur ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin ialah: menyetubuhi.
[404]. Artinya: menyentuh. Menurut jumhur ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin ialah: menyetubuhi.
5. QS. Ibrahim (14) : 31 yang
artinya:
“Katakanlah
kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan
shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara
sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari
itu tidak ada jual beli dan persahabatan[790].
[790]. Maksudnya: pada hari kiamat itu
tidak ada penebusan dosa dan pertolongan sahabat, lihat juga surat Al Baqarah ayat 254.
Al
Baqarah (2) : 254. Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah)
sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang
pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at[160].
Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
48.
Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang
tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak
diterima syafa'at[46] dan tebusan dari padanya, dan tidaklah
mereka akan ditolong.
[160]. = [46]. Syafa'at: usaha
perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan
sesuatu mudharat bagi orang lain. Syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah
adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
6. QS. Al 'Alaq (96) : 17- yang
artinya:
17.
Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
18.
kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah[1592]
[1592]. Malaikat Zabaniyah ialah
malaikat yang menyiksa orang-orang yang berdosa di dalam neraka.
19. sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh
kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah
(dirimu kepada Tuhan).
Asbabun
Nuzul Ayat di atas: Dalam riwayat lain
dikemukakan bahwa ketika Nabi saw. sedang shalat,
datanglah Abu Jahal berkata: "Bukankah aku telah melarang engkau berbuat
begini (shalat)?" Ia pun dibentak oleh Nabi saw. Abu Jahal berkata:
"Bukankah engkau tahu bahwa di sini tidak ada yang
lebih banyak pengikutnya daripadaku?" Maka Allah menurunkan ayat ini
(S.96:17-19) sebagai ancaman kepada orang-orang yang menghalang-halangi
melakukan ibadat dan karena merasa banyak pengikutnya.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan yang lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas. Menurut at-Tirmidzi, hadits ini hasan shahih.)
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan yang lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas. Menurut at-Tirmidzi, hadits ini hasan shahih.)
Setelah
kita membaca dan memahami uraian di atas, maka insya Allah kita akan menikmati
kebahagian hidup dalam beraktifitas sebagai AHLI IBADAH di bumi Allah. Jalur perjalanan
kita dalam beraktivitas sehingga terus
merasa bahagia adalah Rumah – Masjid – Tempat Aktivitas Ibadah– Masjid – Rumah.
Kunci untuk
menikmati rahmat Allah adalah shalat, karena shalat telah dijadikan Allah SWT
sebagai penolong orang-orang yang beriman (QS. Al-Baqarah (2) : 153). Marilah
kita memegang prinsip untuk saling menasihati “Shalatlah Sebelum Dishalati”
Semoga
tulisan ini bermanfaat buat saudara(i)ku kapan dan di manapun berada. Dan jika
ada yang kurang jelas, maka mari kita diskusikan lewat catatan komentar di
bawah ini atau melalui HP no. 085250287078. Selamat berjuang, semoga Allah SWT
menjadikan kita semua tergolong orang-orang yang beruntung dalam beraktivitas beribadah
di Bumi Allah ini, sehingga mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar